Sabtu, 07 April 2012

Tentang Peran Guru Pendidikan Jasmani "Wakhid Nur Mukhlis, S.Pd"


Peran Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Pembentukan Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Dari pendapat beberapa ahli tentang pengertian sikap dapat disajikan sebagai berikut:
Menurut G. W Allport (Michael Adryanto dan Savitri Soekrisno, 1985: 137) pengartian sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Dengan alas an yang sama, sikap terutama di gambarkan sebagai kesiapan untuk selalu menanggapi dengan cara tertentu dan menekan implikasi perilaku.
Menurut Gordon Allport yang dikutip oleh saifuddin Azwar sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Menurut Berkowitz (Saifudding Azwar, 1988 : 4) sikap merupakan suatu respon evaluatif, dikarenakan batasan seperti itu akan lebih mendekatkan kita kepada operasionalisasi sikap dalam kaitannya dengan penyusunan alat ungkapannya, pengertian sikap seperti ini menempatkan sikap sebagai aspek perilaku yang tidak antusias.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah siswa di tuntut untuk memiliki sikap yang sportif di antaranya mau kerjasama, jujur, disiplin, taat peraturan, dan sikap menghargai. Dengan demikian siswa akan lebih mudah untuk menerima setiap materi yang diberikan guru (depdiknas, 2003:1).
Berdasarkan pengalaman penulis pada saat KKN-PPL di sebuah sekolah menengah pertama di daerah sleman Yogyakarta.  penyelenggaraan pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan, siswa dalam kegiatan proses pembelajaran perlu adanya peningkatan motivasi supaya siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam hal ini guru pendidikan jasmani juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan model pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai sehingga dapat mengurangi adanya anggapan siswa bahwa aktifitas olahraga hanya sebatas mencari keringat dan hanya akan berdampak pada kelelahan tubuh saja. Dengan begitu tujuan dari pendidikan jasmani itu sendiri dapat tercapai dengan baik.
Disamping itu supaya proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak cenderung membosankan, maka guru pendidikan jasmani harus mampu dan berani mencoba model pembelajaran modifikasi serta permainan yang dimodifikasi. Sehingga dapat diharapkan proses pembelajaran pendidikan jasmani berjalan tidak monoton dan tidak membosankan, dengan demikian diharapkan siswa juga dapat mengikuti dengan penuh antusias dan proses pembelajaran pendidikan jasmani lebih menarik untuk diikuti siswa.
 Penulis            

Wakhid Nur Mukhlis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar